A. PENGENDALIAN DIRI / MUJAHADAH AN-NAFS
1. Pengertian
Secara bahasa, Mujahadah berarti "bersunguh-sungguh", dan an-nafs berarti "jiwa, nafsu atau diri". Secara istilah Mujahadah an-nafs adalah menahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, seperti sifat serakah dan tamak.
2. Ayat Al-Qur'an
terkait Pengendalian Diri / Mujahadah An-Nafs
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ
آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا
وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ
بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“ Sesungguuhnya orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah
dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada
muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap)
orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit
pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara
kamu dengan mereka. Dan Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan “ (Q.S
Al-Anfal : 72)
Hukum Tajwid
Isi & Kandungan ayat
a.
Jalinan kasih sayang harus senantiasa saling
melindungi antar kaum muslim
b. Sesama orang
beriman harus saling membantu, menolong dan memperkuat, terutama saat
menghadapi musibah dan kesulitan.
c. Perlu
kesungguhan bagi setiap muslim untuk bersama-sama memikul beban berat
perjuangan.
d. Keberhasilan
dan kesusksesan sangat dipengaruhi komitmen yang tinggi, ikhtiar yang
sungguh-sungguh dan kebersamaan dalam merasakan suka dan duka
e. Perlunya
umat melakukan hijrah di saat menghadapi situasi dan kondisi yang serba
tidak menentu.
3. Sabda Rasulullah SAW
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَيْسَ الشَّدِيدُ
بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“ Rasulullah SAW bersabda : Bukanlah
orang kuat itu yang (biasa menang) saat bertarung/bergulat, tetapi orang kuat
itu adalah yang (mampu) mengendalikan nafsunya ketika marah “ (H.R Bukhari,
Muslim, Ahmad)
Makna dan kandungan hadits
1. Pengertian
kuat dalam islam bukan yang selalu menang daat bertarung, berkelahi atau
bergulat
2. Pentingnya
kontrol atau mawas diri ketika meniti kehidupan
3. Kemenangan
dan keberhasilan hanya dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mengendalikan
dirinya, meredam hawa nafsunya saat marah, dan selalu meningkatkan kesabaran
saat ditimpa musibah, masalah, dan duka nestapa.
9 Contoh
Kegiatan dalam mempraktekan Mujahadah an-nafs
·
Menunaikan shalat 5 waktu tepat pada waktunya
·
Menunaikan shalat berjama’ah sesering mungkin
·
Mendirikan shalat dengan khusyu
·
Berbuat baik kepada orang tua, baik yang masih hidup
atau sudah meninggal
·
Menjadi rahmat di lingkungan sosial
·
Membersihkan hati dari rasa sombong, ria, dendam, dan
dengki
·
Memelihara lisan dari perkataan bohong, guningan, dan
berbantah-bantahan.
·
Membersihkan usaha dan makanan dari yang haram
·
Bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taubat
4.
Macam-macam Nafsu
Menurut
Al-Qur’an nafsu dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Nafsu Ammarah, yaitu nafsu yang mendorong manusia
kepada keburukan (QS Yusuf [12] ayat 53)
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ
بِالسُّوءِ
“ dan aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan ” (Q.S Yusuf [12] : 53)
b. Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang menyesali setiap
perbuatan buruk (QS Al-Qiyamah [75] ayat 2)
وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
dan aku bersumpah dengan jiwa yang
Amat menyesali (dirinya sendiri) “
(Q.S Al-Qiyamah
[75] : 2)
c. Nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang tenang (QS
Al-Fajr [89] ayat 27-28)
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Hai jiwa yang tenang Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya “ (Q.S Al-Fajr [89] :
27-28)
B. PRASANGKA
BAIK / HUSNUDZAN
1. Pengertian
Secara
bahasa kata “husnudzan“ berasal dari bahasa arab yang terdiri dari 2
kata, yang pertama kata “husnu” dan yang keduanya “adz-dzan”. “husnu”
mengandung arti “baik”, dan “adz-dzan” artinya “dugaan atau prasangka
Secara istilah, Husnudzan adalah sikap yang selalu berpikir positif
terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain
2. Macam-macam
Husnudzan
a.
Husnudzan kepada Allah SWT (Q.S Al-Baqarah {2} : 216).
Husnudzan ini dengan cara :
·
Senantiasa ta’at dan patuh terhadap perintah Allah SWT
·
Bersyukur apabila mendapatkan keni’matan.
·
Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta
cobaan.
·
Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala
penderitaan dan kegagalan.
b.
Husnudzan kepada diri sendiri, dengan cara :
·
Percaya diri
·
Gigih
·
Berinisiatif
c.
Husnudzan kepada orang lain atau sesama manusia,
dengan cara :
·
Senang berteman dengan orang lain
·
Berpikir positif terhadap orang lain
·
Hormat kepada orang lain
·
Tidak ada perasaan curiga terhadap orang lain
3. Dalil
Al-Qur'an dan Hadits tentang Husnudzan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا
مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ
بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang “ (Q.S Al-Hujurat [49] : 12)
Hukum Tajwid
Isi dan kandungan ayat
·
Ayat ini mengajarkan umat islam agar memiliki akhlak
yang baik, yakni akhlak kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan kepada sesama umat
(muslim maupun non muslim), dan akhlak kepada lingkungan
·
Akhlak bertujuan untuk menyucikan hati atau jiwa
·
Salah satu akhlak tercela yang harus dihindari adalah
prasangka buruk (su’udzan)
·
Menggunjing juga akhlak tercela yang harus dihindari
·
Gibah dan Tajassus juga adalah akhlak yang dilarang.
Sabda Nabi Muhammad SAW
قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-«إِيَّاكُمْ
وَالظَّنَّ ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلاَ تَجَسَّسُوا» (رواه
البخارى ومسلم)
“ hati-hati
kalian dari dzan / prasangka, karena dzan / prasangka itu adalah ucapan paling
dusta, dan janganlah kalian memata-matai sesama kalian (H.R Bukhari Muslim)
4.
Hikmah Husnudzan
·
Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan
oleh Allah SWT kepada hamba (dirinya).
·
Selalu bersikap khouf (takut)
dan raja’ (berhadap) kepada Allah
·
Akan selalu optimis dan tidak berkeluh kesah serta
tidak berputus asa.
·
Akal fikiran akan selalu jernih dan terjauhkan dari
akal fikiran kotor atau negatif.
·
Terjauh atau terhindar dari permusuhan dengan orang
lain dan lebih dapat mempererat tali silaturahmi atau pertemanan
·
Tentunya dengan husnudzan ini,
pelakunya akan disayangi oleh Allah SWT, Rasul-Nya dan orang lain
C. PERSAUDARAAN
/ UKHUWAH
1.
Pengertian
Ukhuwah bisa diartikan sebagai
“persaudaraan”.
Ukhuwah diartikan sebagai “ setiap persamaan dan keserasian dengan
pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya,
maupun dari segi persusuan “.
Secara majazi kata ukhuwah mencakup persamaan salah satu unsur
seperi suku, agama, profesi dan perasaan.
Dalam kamus-kamus bahasa arab ditemukan bahwa kata “akh” yang membentuk
kata ukhuwah digunakan juga dengan arti “teman akrab atau
sahabat”.
2.
Macam-macam Ukhuwah
a.
Ukhuwah ‘Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan
kesetundukan kepada Allah SWT. Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini
bersaudara dalam arti memiliki kesamaan dalam beribadah kepada Allah SWT. (Q.S
Al-An’am [6] : 3)
b.
Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh ummat
manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan
ibu. (Q.,S Al-Hujurat [49] : 12)
c.
Ukhuwah Wathaniyah wa an-nasb, yaitu persaudaraan dalam keturunan
dan kebangsaan. (Q.S Al-A’raf [7] : 65)
d.
Ukhuwah dalam agama islam, yaitu
persaudaraan antara sesama muslim. (Q.S Al-Ahzab [33] : 5)
3.
Dalil Ukhuwah
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supa kamu mendapat rahmat (Q.S Al-Hujurat [49] : 10)
Isi dan Kandungan Ayat
·
Ayat ini merupakan rangkaian ayat
akhlak yang harus menjadi landasan dalam menata keluarga dan masyarakat
·
Semua orang beriman itu bersaudara
·
Ukhuwah islamiyah harus dijalin
secara kokoh dan kuat sehingga pihak lain akan segan atau gentar menghadapi ummat
islam
·
Ukhuwah islamiyah tidak bersifat
sempit, tapi luas tanpa ada batas negara
Hukum tajwid
Rasulullah SAW bersabda
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“ Orang yang memutuskan
hubungan (silaturahmi) tidak akan masuk surga “ (H.R Bukhari)
Kandungan hadits :
·
Keharusan untuk menjalin hubungan
silaturahmi dalam lingkup yang kecil atau yang lebih besar
·
Berperan aktif mendamaikan pihak-pihak
yang bertikai, bertengkar atau berselisih
· Berikhtiar semaksimal mungkin agar tidak menjadi pelaku atau biang keonaran atau perselisihan.
Untuk materi berformat PDF silahkan DOWNLOAD DISINI
Terima kasih artikel nya... 👍👍👍
BalasHapus